Kamis, 27 Januari 2011

Australia on screen 2011

Kedutaan Besar Australia dengan bangga mempersembahkan festival film kontemporer Australia berjudul Australia on Screen 2011 pada 26 - 28 Januari 2011 di Blitzmegaplex Grand Indonesia Shopping Centre.

Australia.

Festival tersebut akan dibuka pada Hari Nasional Australia (26 Januari) dengan film Australia yang telah memperoleh pengakuan internasional Bran Nue Dae. Kedutaan Besar Australia juga akan menyambut produser film tersebut, Robyn Kershaw, dan salah satu bintangnya, Rocky McKenzie ke Jakarta selama festival berlangsung.


Untuk tiket gratis dan informasi festival silakan menghubungi (021) 25505400 / cultural.jakarta@dfat.gov.au atau buka indonesia.embassy.gov.au.





JADWAL FILM


Rabu, 26 Januari 2011
14.30 - Jindabyne (123 min)
19.30 - Bran Nue Dae (85 min)


Kamis 27 Januari 2011
14.30 - Radiance (81 min)
17.00 - Lantana (120 min)
19.30 - Mary and Max (92 min)


Jumat 28 Januari 2011
14.30 - Looking for Alibrandi (99 min)
17.00 - Bran Nue Dae (85 min)
19.30 - Ned Kelly (110 min)





Synopsis


Bran Nue Dae
Director: Rachel Perkins
Producers: Graeme Isaac, Robyn Kershaw
Writers: Rachel Perkins, Reg Cribb
Cast: Rocky McKenzie, Jessica Mauboy, Ernie Dingo, 'Missy' Higgins, Geoffrey Rush, Tom Budge, Magda Szubanski, Deborah Mailman, Ningali Lawford
Duration: 85 min
Genre Drama Musical


Pada Musim Panas 1967, Willie muda (Rocky McKenzie) penuh dengan kehidupan ideal pelabuhan mutiara tua Broome - memancing, bermain dengan teman-temannya dan berharap berpacaran dengan si cantik Rosie (Jessica Mauboy). Namun ibunya (Ningali Lawford) mengembalikannya ke misi agama di Perth untuk bersekolah untuk menjadi seorang pastur, harap ibunya. Setelah dihukum karena pemberontakan remaja oleh Romo Benedictus (Geoffrey Rush), ia kabur dari misi tersebut dan kembali ke Broome, bertemu dengan pasangan hippy (Tom Budge, Missy Higgins) dan Paman Tadpole (Ernie Dingo) dalam perjalanannya. Perjalanan mereka melewati beberapa petualangan dengan Roadhouse Betty (Magda Szubanski) dan Roxanne (Deborah Mailman) sebelum pemberhentian terakhir mereka di bar setempat, di mana Rosie bernyanyi dengan bersemangat – namun berpacaran dengan orang lain. Ketika Romo Benedictus akhirnya menemukan mereka, segala macam rahasia keluarga tumpah di pantai yang indah tidak jauh dari situ.


In the Summer of 1967, young Willie (Rocky McKenzie) is filled with the life of the idyllic old pearling port of Broome - fishing, hanging out with his mates and hoping to get a date with the lovely Rosie (Jessica Mauboy). However his mother (Ningali Lawford) returns him to the religious mission in Perth for further schooling on the path to be a priest, she hopes. After being punished for an act of youthful rebellion by Father Benedictus (Geoffrey Rush), he runs away from the mission and heads back to Broome, meeting a hippy couple (Tom Budge, Missy Higgins) and Uncle Tadpole (Ernie Dingo) along the way. Their trip takes them through some adventures with Roadhouse Betty (Magda Szubanski) and Roxanne (Deborah Mailman) before their final pit stop at the local watering hole, where Rosie is singing up a storm - but dating someone else. When Father Benedictus finally catches up with the runaway, all kinds of family secrets tumble out on the splendid nearby beach.





Radiance
Director: Rachel Perkins
Producers: Ned Lander, Andrew Myer
Writer: Louis Nowra
Cast: Rachael Maza, Deborah Mailman, Trisha Morton-Thomas
Duration: 81 min
Genre: Family/Women


Kematian seorang ibu mengumpulkan kembali tiga putrinya yang terpisah jauh ke rumah kanak-kanak mereka yang reot di mana mereka dipaksa untuk menghadapi warisan ibu mereka yang setengah-benar, terkait masalah yang belum terselesaikan dan rahasia keluarga. Ketiga puteri tersebut pada akhirnya mampu mengubur hantu masa lalu bersama dengan abu jenasah ibu mereka.


A mother's death draws her three disparate, distant daughters back to their ramshackle childhood home where they are forced to confront their mother's legacy of half-truths, unfinished business and family secrets. The three sisters are finally able to lay to rest the ghosts of the past, along with the ashes of their mother's body.





Looking For Alibrandi
Director: Kate Woods
Executive Producer: Tristram Miall
Producer: Robyn Kershaw
Writer: Melina Marchetta
Cast: Greta Scacchi, Anthony La Paglia, Pia Miranda
Duration: 99 min
Genre: Comedy/family


Nonna, Katia, Christina dan Josie adalah tiga generasi wanita Australia-Italia yang tinggal bersama dalam suasana rumah yang penuh kasih, dukungan...dan drama dalam skala opera.


Nonna, Katia, Christina and Josie are three generations of Italian-Australian women living together in a hothouse atmosphere of love, support...and drama on an operatic scale.





Lantana
Producer: Jan Chapman
Director: Ray Lawrence
Writer: Andrew Bovell
Cast: Anthony LaPaglia, Geoffrey Rush, Barbara Hershey, Kerry Armstrong, Rachael Blake, Vince Colosimo, Russell Dykstra, Leah Purcell, Daniela Farinacci, Peter Phelps, Glen Robbins
Duration: 119:44 min
Genre: Thriller, Mystery


Seorang wanita menghilang. Empat perkawinan terseret ke dalam jaring cinta, penipuan, seks dan kematian yang kusut. Tidak semuanya selamat. LANTANA adalah thriller psikologi tentang cinta. Ini tentang kekeliruan yang kita lakukan, akibat yang kita derita, dan upaya yang kita buat untuk membereskannya.


A woman disappears. Four marriages are drawn into a tangled web of love, deceit, sex and death. Not all of them survive. Lantana is a psychological thriller about love. It's about the mistakes we make, the consequences we suffer, and the attempts we make to fix things up.





Ned Kelly
Director: Gregor Jordan
Producers: Lynda House, Nelson Woss
Executive Producers: Tim Bevan, Eric Fellner, Timothy White
Writer: John Michael McDonough
Cast: Heath Ledger, Orlando Bloom, Geoffrey Rush, Naomi Watts, Laurence Kinlan, Kris McQuade, Joel Edgerton, Rachel Griffiths, Russell Dykstra, Kerry Condon.
Duration: 110 min
Genre: Crime/Historical bio picture


Kisah nyata Ned Kelly, gengster dari Australia mirip Jesse James, yang melakukan sejumlah perampokan bersama geng pelanggar hukum pada 1878 - 1880. Hasil adaptasi dari novel Robert Drewe berjudul, "Our Sunshine" atau "Sinar Matahari Kami".


The true story of Ned Kelly, a Jesse James like gangster from Australia, who carried out a series of robberies with his gang of outlaws from 1878 - 1880. Adapted from Robert Drewe's novel, "Our Sunshine".




Jindabyne
Director: Ray Lawrence
Producer: Catherine Jarman
Writer: Beatrix Christian
Cast: Laura Linney, Gabriel Byrne, Deborra-Lee Furness, John Howard, Chris Haywood
Duration: 123 min
Genre: Drama


Berdasarkan cerita pendek Raymond Carver 'So Much Water So Close To Home' Stewart Kane, warga Irlandia yang tinggal di kota Jindabyne di Australia, sedang melakukan perjalanan memancing di daerah berbukit yang terpencil bersama tiga pria lainnya ketika mereka menemukan jenasah seorang gadis yang dibunuh di sungai. Kisah suatu pembunuhan dan perkawinan. Sebuah film yang sangat kuat dan orisinil tentang hal-hal yang menghantui kita.


Based on the short story by Raymond Carver entitled "So Much Water So Close To Home", Stewart Kane, an Irishman living in the Australian town of Jindabyne, is on a fishing trip in isolated hill country with three other men when they discover the body of a murdered girl in the river. The story is of a murder and a marriage. It is a powerful and original film about the things that haunt us.






Mary and Max
Director: Adam Elliot
Producer: Melanie Coombs
Writer: Adam Elliot
Voice Cast: Toni Collette (Mary), Philip Seymour Hoffman (Max), Barry Humphries (The Narrator) and Eric Bana (Damien) and Bethany Whitmore as young Mary
Duration: 92 min
Genre: Drama, Animated


Mary dan Max adalah sebuah film cerita animasi boneka dari pencipta film animasi pendek pemenang Academy Award, Harvie Krumpet. Ini adalah kisah sederhana tentang persahabatan pena antara dua orang yang sangat berbeda: Mary Dinkle, gadis berusia delapan tahun yang montok dan kesepian yang tinggal di pinggir kota Melbourne, dan Max Horovitz, berusia 44 tahun, sangat gemuk, orang Yahudi yang menderita Sindroma Asperger yang tinggal di kekacauan New York.


Mary and Max is a claymated feature film from the creators of the Academy Award winning short animation Harvie Krumpet. It is a simple tale of a lifelong pen-friendship between two very different people: Mary Dinkle, a chubby lonely eight year old girl living in the suburbs of Melbourne and Max Horovitz, a 44 year old, severely obese, Jewish man with Asperger's Syndrome living in the chaos of New York. Spanning 20 years and two continents, Mary and Max's friendship survives much more than the average diet of life's ups and downs.





Untuk tiket gratis dan informasi festival silakan menghubungi (021) 25505400 / cultural.jakarta@dfat.gov.au atau buka indonesia.embassy.gov.au.

Jumat, 14 Januari 2011

Cut Loss

Cut Loss di harga bawah.. Bagaimana caranya..

Jika anda cut loss sekarang, ada beberapa hal yang harus benar-benar anda tanamkan di kepala anda:

1. Cut loss adalah sebuah posisi trading.

Cut loss sebenarnya adalah sebuah posisi jual yang dilakukan dengan harapan harga masih akan bergerak turun dalam jangka pendek. Jika anda mengalaminya sekarang, anda juga harus memperhatikan:
* arah pergerakannya ke bawahnya ke berapa?
* berapa potensi penurunannya?
jangan-jangan potensi penurunannya sudah tidak cukup lebar lagi.

2. Karena Cut loss adalah posisi trading, maka sebagai trader anda Harus DISIPLIN!!

Ketika cut loss adalah posisi trading, anda juga harus punya persiapan bahwa anda bisa saja salah.
Jadi: JIKA HARGA TERNYATA BERGERAK NAIK, DIMANA NANTI SAYA HARUS Buy Back!!!
Ingat ya… Karena posisi jual dulu, baru buy back dibawah.. seperti ini adalah sebuah posisi trading.. posisi jangka pendek, maka anda juga harus disiplin ketika anda SALAH. Kalau anda tidak disiplin, posisi cut loss anda, malah bisa jadi ajang untuk realisasi kerugian investasi. Nggak bagus juga kan?

3. Terakhir, yang paling penting adalah: pikirkan kembali: Pelajaran apa yang anda dapat setelah anda cut loss?

Salah satu teman saya, memasang status ini dalam FB-nya:

Mahalnya uang sekolah yang harus dibayar … Ini akibat loncat kelas ke SD tanpa melalui TK.

Realitas ini sebenarnya yang banyak dialami oleh para trader yang baru saja mulai investasi semenjak bottom 2008 lalu. Baru dikasih bullish market selama satu tahun lebih sedikit, langsung diterjang koreksi seperti ini. Kecepatan koreksinya menyeramkan lagi. Tidak sempat dikasih ruang yang cukup untuk berpikir. Nah.. jika dalam kondisi seperti ini, anda kemudian terpaksa untuk cut loss, anda juga harus tahu dong: pelajaran apa yang anda bisa ambil dari posisi cut loss tersebut! Jangan sampai.. anda sudah bayar biaya sekolah yang mahal, ehh.. ternyata.. tidak ada pelajaran satu pun yang melekat di kepala anda. Sayang bukan?

Apa sih yang menjadi pelajaran terbaik ketika kita melakukan posisi cut loss?

Jika anda melontarkan pertanyaan itu kepada saya, maka jawaban saya adalah sebagai berikut:

1. Trading memang berbeda dengan investasi. Kalau anda seorang investor, ya sudah toh. Anda kan investasi. Selama anda percaya pada value perseroan, mengapa anda harus bingung? Tenang saja. Nanti kan harga kan kembali. Tapi.. kalau anda seorang trader… Hehehe… anda coba anda baca tulisan dari Gregg Capra dan Oliver Velez pada buku ini deh… kemudian anda renungkan: kesalahan apa yang telah anda lakukan sehingga anda berada dalam kondisi seperti sekarang ini.
2. Prediksi, terutama presisi prediksi (hit rate) yang tinggi, tetap menjadi komponen penting dalam melakukan trading. Dalam trading, prediksi memang bukan hal yang paling penting. tapi, tanpa presisi prediksi yang tinggi, anda bisa apa? Mau pake money management doang? Kalau pas market naek, tidak apa".. tapi.. kalau pas market seperti ini? Trading itu.. bukanlah MANAJEMEN POSISI NYANGKUT!
3. Trading itu harus terencana, sehingga anda selalu tahu apa yang harus anda lakukan, kapan saja dan dalam kondisi market seperti apapun. Mau beli, mau jual, mau cut loss, mau take profit, semua harus ada planningnya. Dari planning itu, nanti anda bisa mengukur kualitas anda. Ingat, kualitas trading itu berbeda dengan kualitas prediksi!
4. Dalam trading, anda menghadapi resiko SEORANG DIRI! Yang dibuat untuk membeli saham itu.. duit anda sendiri. Terkadang, orang lain yang merasa lebih pintar dari anda, menyuruh anda untuk beli ini, beli itu, beli ini, beli itu. Apakah orang lain itu akan bertanggung jawab ketika anda mengalami kerugian? Tentu tidak kan?
5. Trading itu adalah sebuah permainan otak yang membutuhkan kerja keras. Seorang Utut Adianto tidak lah muncul dengan begitu saja dalam semalam. Untuk menjadi seorang pecatur handal, perlu pembelajaran, latihan, dan kerja keras. Trading, kurang lebih sama. Trading memerlukan kerja keras agar anda bisa memperoleh apa yang anda mau. Kalau nggak mau kerja keras untuk belajar? Jadi investor ajah. Market turun gini.. porto tinggal ditaruh. Ngapain juga prediksi pergerakan harga jangka pendek. Nanti kan balik lagi. Lebih nggak susah kan?
6. Koreksi memang diciptakan agar kita dapat membedakan antara trader yang pintar dengan trader yang (hanya) beruntung. Trader yang pintar bisa melakukan posisi beli dan posisi jual dengan bijaksana dan terencana. Sedangkan Trader yang beruntung.. bentar juga menghilang. Ditelan ganasnya market.

Cut loss dalam posisi harga berada di bawah seperti ini, adalah sebuah perilaku yang sangat beresiko. Resikonya sangat tinggi. Tapi, ketika langkah itu adalah langkah yang anda pilih, Yakinkanlah bahwa anda sudah melakukannya dengan benar, agar anda bisa mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari langkah yang anda lakukan!!!